...
...
...

Cemeti Ali

Rp.1,000,000

Jumlah
  • JUMLAH: 4
  • BERAT: 100 Gram
  • Category: piandel
Keterangan Produk

Cemeti Ali adalah pusaka tradisional khas suku Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia. Meskipun namanya mengandung kata "cemeti," bentuknya bukan seperti cambuk, melainkan tongkat kecil dengan panjang bervariasi antara 5 cm hingga 70 cm atau lebih. Pusaka ini biasanya terbuat dari bahan seperti kayu gaharu, kayu ulin, atau tanduk kijang, dan sering kali diisi dengan rajahan serta hizib melalui ritual khusus untuk menanamkan energi spiritual.

Sejarah dan Asal Usul:

Asal usul pasti penciptaan Cemeti Ali tidak tercatat dengan jelas karena memang di beberapa daerah di kalimantan mempunyai pula seperti ini dan terbuat dari tulang. Namun, pusaka ini diperkenalkan dan dipopulerkan oleh ulama besar Kalimantan Selatan, Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, yang dikenal sebagai Datu Kelampayan. Pada masa lalu, Cemeti Ali menjadi pegangan para raja dan bangsawan, serta digunakan sebagai senjata dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda. Pembuatan dan penggunaannya dilestarikan oleh dzuriat (keturunan) beliau yang memiliki keahlian dalam ilmu kebatinan dan perajahan.

Fungsi dan Khasiat:

Cemeti Ali diyakini memiliki berbagai khasiat, terutama dalam hal keselamatan dan perlindungan diri. Beberapa manfaat yang sering dikaitkan dengan pusaka ini antara lain:

  • Perisai Diri: Memberikan perlindungan dari serangan fisik maupun gaib, seperti santet, sihir, dan gangguan makhluk halus.

  • Kewibawaan dan Keberanian: Meningkatkan aura kewibawaan dan rasa percaya diri bagi pemiliknya, sehingga disegani oleh orang lain.

  • Keselamatan dalam Perjalanan: Menjaga pemilik dari marabahaya saat bepergian, baik di darat, laut, maupun udara.

  • Daya Pukul: Memiliki energi yang kuat sehingga jika digunakan untuk memukul, dapat menyebabkan efek fatal pada lawan.

Jenis-Jenis Cemeti Ali:

Terdapat berbagai jenis Cemeti Ali berdasarkan bahan dan isian di dalamnya, antara lain:

  • Cemeti Kayu Gaharu: Terbuat dari kayu gaharu pilihan dengan isian umum. Jenis ini banyak dicari karena kelangkaan bahan serta manfaatnya.

  • Cemeti Kayu Ulin Manang H9: Dibuat khusus pada tanggal 9 Dzulhijjah, memiliki keunikan tersendiri.

  • Cemeti Tanduk Kijang Pupul: Dibuat dari tanduk kijang dengan isian lebih lengkap, disukai karena keunikan bahan dan bentuknya.

Penggunaan dan Perawatan:

Untuk memanfaatkan khasiat Cemeti Ali, pemilik biasanya cukup mengalungkannya di leher atau menyimpannya di saku. Tidak diperlukan ritual khusus dalam penggunaannya, namun niat baik dan keyakinan menjadi faktor penting. Perawatan umumnya melibatkan menjaga kebersihan fisik pusaka dan, dalam beberapa tradisi, merendamnya dalam minyak khusus untuk mempertahankan energinya.

Sebagai warisan budaya, Cemeti Ali mencerminkan kekayaan tradisi spiritual dan kebatinan masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Meskipun bentuk dan penggunaannya mungkin berbeda dengan senjata konvensional, nilai historis dan spiritual yang terkandung di dalamnya menjadikan Cemeti Ali sebagai pusaka yang dihormati dan dilestarikan hingga kini.

Komentar

Tinggalkan Komentar




Produk Lainnya