Ki Ageng Mangir adalah tokoh legendaris dari Jawa yang dikenal sebagai pemimpin wilayah Mangir, sebuah daerah mandiri yang menolak tunduk pada Kesultanan Mataram di bawah Panembahan Senapati. Ia dikenal karena keberanian, kebijaksanaan, dan kesaktiannya dalam memimpin rakyatnya. Konflik antara Mangir dan Mataram berakhir dengan intrik politik ketika Panembahan Senapati mengutus putrinya, Rara Pembayun, untuk menikahi Ki Ageng Mangir. Setelah pernikahan, Ki Ageng Mangir diajak menghadap ke Mataram, tetapi ia dikhianati dan dihukum mati dengan kepalanya dihantamkan ke Batu Gilangan, simbol kekuasaan Mataram. Kisah ini mencerminkan perjuangan untuk kemandirian, pengorbanan, dan kompleksitas hubungan antara kekuasaan dan moralitas, menjadikannya bagian penting dari sejarah dan budaya Jawa